Teguh Aditya Page

Just another WordPress.com weblog

Produktivitas Kelompok

Konsep produktivitas dari Miner (1992:398) menyatakan bahwa produktivitas kelompok merupakan “output devided by input, the productivity indes is the ratio of output and input”. Jadi produktivitas kelompok adalah output dalam usaha kelompok dibagi oleh input dalam usaha kelompok dan indeks produktivitas kelompok adalah rasio dari output dan input dalam kelompok.
Patokan yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kelompok yaitu :
1.Jangka waktu pengukuran dalam waktu tertentu.
2.Jumlah atau nilai output dari usaha kelompok
3.Jumlah atau nilai input dari usaha kelompok
4.perbandingan output-input sebagai indeks produktivitas kelompok.
Oleh karena itu mengukur produktivitas kelompok perlu menghitung indeks produktivitas kelompok yang memerlukan perhitungan berikyt:
1.Jumlah output, yaitu besarnya jumlah hasil usaha kelompok
2.Jumlah input, yaitu besarnya jumlah biaya usaha kelompok
3.Rasio output dibagi indput merupakan indeks produktivitas kelompok

April 25, 2007 Posted by | psikologi_perkembangan | Leave a comment

Pengertian Kelompok

Terdapat sejumlah ahli yang mendefinisikan kelompok, tentunya definisi yan dikemukakannya menurut perspektif disiplin yang melatarbelakanginya seperti disiplin ilmu sosiologi, komunikasi, maupun psikologi sosial, yang kesemuanya untuk mendapat pengertian mengenai kelompok. Definisi tersebut antara lain:
“Group is a collection of organisms in wich the existence of all (in their given relationships) is necesarrt to the satisfaction of certain individual needs in each. That is to say, the group is an instrument toward the satisfaction on needs in the individual. Individuals belong to the groups only because they achieve certain satisfaction made possible by its organization wich would not so readily be bossible for them through any othe device (Cartwright and Zander, 1971:20)
Kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu. Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan sebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka dapatkan melalui cara lainnya.
Wekley and Yukl (1977) mengemukakan bahwa kelompok merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama. James A F Stoner (1980), menyatakan bahwa kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Edgar H Schien (1980), menjelaskan bahwa kelompok merupakan sejumalh orang yang mengadakan interaksi satu sama lain, secara psikologis sadar akan adanya orang lain selain dia dan menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok. Shaw (1979), merumuskan pengertian kelompok berdasarkan karakteristik khusus yaitu:
1.persepsi dan kognisi anggota kelompok
2.motivasi dan pemenuahan kebutuhan
3.tujuan kelompok
4.organisasi kelompok
5.saling ketergantungan diantara anggota
6.interaksi
Daro sudut pandang persepso, Smith and Bales (1945) mengembangkan batasan kelompkm sebagai sejumlah individu yang berinteraksi tatap muka dengan sesamanya melalui pertemuan-pertemuan, dimana anggota saling menerima kesan persepsi yang menjadikan masing-masing anggota berekasi secara individual. Dari sudut pandang motivasi, Cattel (1951) menyatakan bahwa kelompok merupakan kumpulan organisme yang berkembang sebagai suatu kumpuan individu yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Bass (1960) memandang kelompok merupakan kumpulan individu yang berkembang untuk mendorong dan memberi ganjaran satu sama lain dari sudut pandang tujuan. Mill (1967) mengemukakan bahwa kelompok sebagai suatu kesatuan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang melakukan hubungan untuk tujuan tertentu dan mempertimbangkan pemikiran-pemikiran dalam memaksakan hubungan tersebut. Dari sudut pandang ketergantunan antar anggota, Cartwright and Zander (1968) mengemukakan pengertian kelompok sebagai sekumpulan individu yang melakukan konyak (hubungan) dengan sesama anggota yang menunjukan saling ketergantungan yang bermakna.
Atas dasar pengertian-pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian kelompok tidak terlepas dari elemen-elemen, keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Jadi jelaslah disini bahwa meskipun ada sekumpulan individu, jika kumpulan tersebut tidak memiliki elemen-elemen sebagimana disebutkan di atas, maka kumpulan tersebut belumlah dapat dsebut sebagai kelompok.
Suatu kelompok dipandang dari sutut psikologi sosial memiliki struktur dan fungsi. Hal ini terbentuk oleh lingkungan kelompok (group envirunment) itu senditi yang terdiri atas lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan personal kelompok. Masing-masing lingkungan tersebut memberi sumbangan tersendiri terhadap bentuk dan pola interaksi, iklim, wawasan, perspektif, serta dinamika kelompok.Lingkungan fisik lebih mengarah pada segi geografis, termasuk juga iklim lingkungan tersebut, tempat, jarak jauh dekatnya dari pusat informasi. Lingkungan sosial termasuk didalamnya hubungan dengan sesama kelompok yang lain, yang ada kaitannya dengan fungsi kelompok, kekompakan kelompok, heterogenitas, dan homogenitas anggota kelompok, pengaruh-pengaruh sosial, kepuasan anggota, dan produktivitas kelompok. Lingkungan personal suatu kelompok yang ikut memberi warna terhadap bentuk dan pola interaksi kelompok adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek kepribadian manusia secara personal dalam peranananya sebagai anggota kelompok.
Menulusuri rangkaian pemikiran mengenai kelompok diatas, diperoleh kesan begitu komplesnya suatu kelompok yang kita lihat sehari=hari secara sederhana. Hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang multidimensional yang dapat dipergunakan untuk membahas dan menelaah kelompok dengan berbagai fenomenanya. Dengan kata lain kesan komples terbentuk dari teori apa yang digunakan untuk menelaah kelompok tersebut.
Gagasan pemikiran yang berkembang untuk membahas dan menelaah kelompk sebnagai salah satu fenomena sosial dan fenomena psikologis adalah bahwa kelompok mampu dijadikan sebagai sistem intervening untuk memahami realitas sosial secara makro, maupun realitas mikro manusia. Ivancevich (1977) menegaskan bahwa setidak-tidaknya ada tiga alasan utama mengapa kelompok penting untuk dijadikan objek telaah suatu penelitian. Alasan pertama bahwa kelompk yang didalamnya terkandung order sosial tidak mengarahkan individu untuk mengerti (memahami) nilai-nilai dan norma-norma sosial. Alasan kedua bahwa kelompok berfungsi sebagai perantara yang cukup penting dalam melayani berfungsinya individu dalam masyarakat secara umum. Kelompok mampu memuaskan ekonomi, status atau hubungan persahabatan yang dibutuhkan indibidy melalui kedudukannya selaku anggota kelompok. Alasan ketiga adalah bahwa sebenarnya kelompk tidak begitu komples untuk dipelajari atau ditelaahm diuji, dan dieskperimentasikan dibandingkan dengan suatu organisasi yang lebih besar.

April 25, 2007 Posted by | psikologi_perkembangan | Leave a comment

Kepuasan Anggota

Konsep tentang kepuasan anggota, sebagaimana dikemukakan oleh Feldman dan Arnold (1983:192) adalah “The amount of overall positive affect (of feelings) that individual toward their jobs). Artinya kepuasan anggota merupakan jumlah keseluruhan perasaan positif anggota terhadap pekerjaannya dalam kelompok. Apabila anggota memiliki kepuasan yang tinggi, maka anggota itu secara umum menyukai, menilai tinggi, dan memiliki perasaan postif terhadap pelaksanaan tugasnya dalam kelompok.
Kepuasan berasal dari sikap individu yang menggambarkan semangat yang diwakili oleh perasaan-perasaan individu (Hollander, 1977). Dengan demikian tingkat pengukurannya biasanya menggunakan pendekatan individual.
Hal-hal yang menjadikan keputusan seseorang biasanya bersumber dari berbagai kemungkinan, antara lain,
1.Pendapatan yang diperoleh anggota dari hasil usaha yang dilakukan dalam kelompok.
2.Pekerjaan itu sendiri, yaitu pelaksanaan tugas/kerja yang dilakukan dalam kelompok.
3.Promosi, adalah sesempatan untuk maju dan memungkinkan karir yang diperoleh anggota kelompok
4.Supervisi yang dilakukan oleh ketua kelompok terhadap anggota
5.Kesempatan berinteraksi dengan anggota lain dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok
6.Kondisi kerja, yaitu keadaan tempat dan fasilitas kerja yang tersedia dan menjamin keselamatan kerja.

April 25, 2007 Posted by | psikologi_perkembangan | Leave a comment

Kepaduan Kelompok

Festinger (dalam Shaw, 1979:197) mengatakan bahwa kepaduan kelompok merupakan “the resultant of all the forces actingon the member to remain in ther group”. Artinya kepaduan kelompk merupakan hasil akhri keseluruh kekuatan yang menyebabkan anggota tetap bertahan dalam kelompok
Shaw (1979) mengungkapkan beberapa kriteria tentang suatu kelompok dengan kepaduan yang tinggi, yaitu “more energetic the group activities, they are less likely to be absent from group meeting, they are happy when the group success ang sad when it falls”. Jadi untuk melihat kepaduan kelompok dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1.anggota lebih energik dalam melakukan kegiatan kelompok
2.hasrat dari anggota untuk bertahan dalam kelompk
3.anggota mengindetifikasikan diri pada kelompok
Sejalan dengan pendapat Shaw (1979) Johnson & Johnson (1991) mengemukakan pengertian kepaduan kelompok sebagai derajat keinginan anggota untuk tetan bekerja sama dan aktif dalam kegiatan anggota dengan beberapa ciri sebagai :
1.sangan menghargai tujuan kelompok
2.melekatkan diri pada norma kelompok
3.melindungi kelompok dan selalu berusaha mencegah pada anggota yang melanggar norma
4.memiliki tingkat loyalitas yang tinggi dan bersedia untuk bekerja sama demi mencapai tuhuan bersama
5.menerima tanggung jawab kelompok
6.memiliki ketahanan tinggi untuk mencapai tujuan yang sulit
7.memiliki motivasi yang tinggi untuk mennyelesaikan tugas kelompok
8.puas terhadap kerja kelompok
9.efektif dalam menjalin komunikasi satu sama lain
10.saling mempengaruhi dalam menentukan keputusan
11.bersedia mendengarkan dan menerima pendapat orang lain
12.bersedia menanggung rasa sakit atau frustasi atas nama kelompok
13.sanggup menerima kritik dan mempertahankan serangan dari luar kelompok
Berdasarkan pendapat Shaw dan Johson & Johnson diatas maka kepaduan kelompok dapat diukur dengan hal-hal sebagai berikut:
1.Anggota lebih energik dalam melakukan kegiatan kelompok
2.Hasrat yang kuat dalam anggota untuk bertahan dalam kelompok
3.Anggota mengidentifikasikan diri pada kelompok

April 25, 2007 Posted by | psikologi_perkembangan | Leave a comment

Dimensi-Dimensi Dalam Kelompok

Dalam suatu kelompok terdapat sejumlah dimensi yang dapat diamati, yaitu: dimensi individu, dimensi struktural, dan dimensi tugas. Untuk memperjelas dimensi-dimensi tersebut diatas, berikut ini akan diuraikan secara singkat.
a.Dimensi Individu
Dimensi Individu merupakan karakteristik tiap anggota yang dibawa masing-masing anggota kedalam kelompok. Yang termasuk dalam dimensi ini adalah kecapakan, intelegensi, dan kepribadian. Kecakapan biasanya berkaitan dengan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas supaya dapat digunakan secara efektif. Sementara itu kepribadian berkaitan dengan anggota lain dalam kelompok.
b.Dimensi Strutural
Dimensi Struktural merupakan karakteristik yang berhubungan dengan penyelenggaraan kelompok dalam rangka mencapai tujuan. Hal-hal yang berkaitan dengan dimensi struktural kelompok adalah komposisi, norma, status, peran dan kohesi kelompok.
1.Komposisi kelompok menyangkut homogenitas dan heterogenitas anggota membentuk kelompok. Homogenitas sering dihubungkan dengan efektifitas tugas yang rumit dan bervariasi.
2.Status merupakan perangkat sosial yang menunjukan posisi anggota dalam kelompok. Status ini akan memperjelas batas wewenang dan tanggung jawab. Faktor-faktor yang mempengaruhi status seseorang didalam kelompok adalah keterampilan kerja, kemampuan bergaul, jabatan yang dipegang, usia, dan pendidikan.
3.Peran merupakan struktur kegiatan yang diperlukan setiap anggota untuk pelaksanaan tugas kelompok. Di dalam peran ini biasanya ada tiga aspek yang menonjol yaitu :
i.Expected Role adalah tingkah laku yang diharapkan oleh anggota kelompok terhadap seorang anggota lainnya
ii.Perceived Role adalah anggapan individu tentang apa yang seharusnya ia lakukuan di dalam kelompok
iii.Enacted Role adalah tingkah laku aktual yang dilakukan individu yang biasanya bergantung pada Expected Role dan Perceived Role.
4.Norma atau standar tingkah laku merupakan peraturan yang ditetapkan atas dasar kesepakatan, dan berlaku agar kelompok terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Norma di dalam kelompok biasanya dapat tertulis maupun tidah tertulis.
5.Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang dimiliki kelompok untuk dapat mempertahankan anggotanya agar tetap berada dalam kelompok. Kelompok yang dikatakan kohesif biasanya dapat dilihat dari adanya penerimaan dan pengakuan terhadap norma serta tujuan kelompok
c.Dimensi Tugas
Tugas yang harus dilajhsanakan anggota kelompok dapat dikelompokan sebagai berikut :
1.Time Frame, yaitu waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas
2.Task Requirement, yaitu bentuk tugas yang harus diselesaikan, merupakan tugas rutin atau tugas rumit.
3.Task Onjective, yaitu sasaran tugas yang harus dilaksanakan yang mencakup tugas produksi, diskusi, atau pemecahan masalah.

April 25, 2007 Posted by | psikologi_perkembangan | Leave a comment